Tether, perusahaan di balik stablecoin terbesar di dunia, USDT, tengah bersiap untuk mendiversifikasi bisnisnya dengan berekspansi ke sektor kecerdasan buatan (AI), dengan rencana peluncuran platform AI pada kuartal pertama tahun 2025. Langkah ini menandai perubahan signifikan bagi perusahaan, yang secara tradisional mengandalkan USDT untuk menghasilkan pendapatan.
CEO Paolo Ardoino membagikan pengumuman tersebut melalui X, yang mengungkapkan bahwa Tether bermaksud untuk memperluas fokusnya di luar operasi stablecoin yang dipatok dalam dolar AS, memperluas jangkauannya ke teknologi baru seperti AI, penambangan Bitcoin, dan energi. Perluasan ini menandakan komitmen Tether untuk berevolusi dan beradaptasi dalam lanskap aset digital yang berubah dengan cepat.
Dorongan Tether ke AI mengikuti investasinya di Northern Data, perusahaan rintisan komputasi awan dan AI. Northern Data telah menjajaki penjualan operasi penambangan kriptonya demi berkonsentrasi pada AI, sejalan dengan strategi Tether yang lebih luas. Sebagai bagian dari reorganisasi ini, Tether juga telah merambah ke sektor-sektor baru, termasuk pembiayaan perdagangan komoditas dan energi, yang menunjukkan niatnya untuk memanfaatkan pasar-pasar berkembang yang bersinggungan dengan teknologi blockchain dan AI.
Kinerja keuangan Tether sangat mengesankan pada tahun 2023, menghasilkan laba sebesar $5,2 miliar selama paruh pertama tahun ini. Perusahaan tersebut melaporkan laba sebesar $4,5 miliar untuk Q1 saja, yang memperkuat posisi dominannya di pasar stablecoin. Kinerja keuangan yang kuat ini memberi Tether sumber daya untuk menjalankan strategi diversifikasinya dan mengeksplorasi aliran pendapatan baru.
Selain fokus pada AI, Tether juga telah memperkuat kehadirannya di Eropa sebagai bagian dari upayanya untuk mematuhi lingkungan regulasi yang terus berkembang untuk aset digital. Tether mendukung peluncuran StabIR, stablecoin yang dirancang untuk mematuhi kerangka regulasi MiCA (Markets in Crypto Assets) Uni Eropa, memposisikan dirinya untuk ekspansi di wilayah tersebut setelah Coinbase menghapus token yang tidak sesuai dengan aturan.
Langkah Tether ke AI, di samping rekor labanya dan peningkatan upaya kepatuhan regulasi, menggarisbawahi ambisi perusahaan untuk tetap menjadi yang terdepan di sektor aset digital dan teknologi sembari mempersiapkan diri untuk fase pertumbuhan berikutnya.