Selamat tinggal, uang receh? DOGE Elon Musk menunjukkan bahwa sen AS terlalu mahal untuk diproduksi

Goodbye, spare change Elon Musk’s DOGE suggests the US penny is too costly to produce

DOGE milik Elon Musk, sebuah lembaga yang diberi nama Dogecoin dan dibentuk di bawah pemerintahan Trump, berfokus pada pemangkasan pengeluaran federal dengan mengatasi biaya produksi koin AS, khususnya uang receh. Argumen Musk berasal dari fakta bahwa US Mint mengeluarkan biaya sekitar 3 sen untuk memproduksi setiap sen, meskipun nilai nominalnya hanya 1 sen. Pada tahun fiskal 2023, pembayar pajak dibebani dengan perkiraan $179 juta untuk mencetak sekitar 4,5 miliar sen.

Namun sen bukanlah satu-satunya koin yang dipermasalahkan. Mencetak satu nikel membutuhkan biaya lebih banyak lagi—sekitar 14 sen per koin. Dengan meningkatnya harga seng, biaya produksi satu sen terus meningkat, kini melebihi 3,7 sen per koin menurut data US Mint tahun 2024.

Ini bukan pertama kalinya suatu negara berhenti mencetak koin pecahan kecil. Kanada, misalnya, menghentikan produksi koin satu sennya pada tahun 2012. Keputusan tersebut didasari oleh tingginya biaya produksi yang saat itu berkisar 1,6 sen per sen. Setelah menghentikan produksi, Kanada menerapkan kebijakan pembulatan transaksi tunai ke lima sen terdekat, sehingga pembayaran elektronik tidak terpengaruh.

Agenda pemotongan biaya Musk tidak berhenti pada uang receh saja. Dia dilaporkan berencana untuk mengintegrasikan Dogecoin ke dalam operasi pemerintah sebagai cara untuk mengefisienkan pengeluaran. Namun, ide tersebut mempunyai tantangan tersendiri. Menambang Dogecoin, seperti mata uang kripto lainnya, bisa lebih mahal daripada nilai pasar koin tersebut, terutama di wilayah di mana biaya listrik tinggi. Operasi penambangan bisa menjadi tidak efisien jika teknologi yang digunakan sudah ketinggalan zaman, sehingga biaya penambangan melebihi nilai koin.

Mirip dengan Bitcoin, penambangan Dogecoin adalah proses yang boros energi. Namun, tidak seperti uang receh dan nikel, Dogecoin menawarkan utilitas dunia nyata yang terbatas, dan volatilitas harganya dapat menyebabkan profitabilitas penambangan berfluktuasi. Saat harga naik, penambangan menjadi lebih menguntungkan, namun saat harga rendah, penambangan mungkin tidak layak secara finansial, sehingga menyebabkan beberapa penambang menghentikan operasinya.

Pada akhirnya, meskipun AS mungkin mempertimbangkan untuk menghentikan produksi sen untuk menghemat biaya, konsep penggunaan Dogecoin dalam operasi pemerintah membawa tantangan ekonomi tersendiri. Baik biaya pencetakan koin tradisional maupun penambangan mata uang kripto seperti Dogecoin mencerminkan masalah efisiensi, alokasi sumber daya, dan volatilitas pasar yang lebih luas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *