Bitcoin, mata uang kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, telah menghadapi resistensi kuat di sekitar level $100.000, karena investor ritel telah terlibat dalam aksi ambil untung. Hingga 11 Desember, Bitcoin diperdagangkan pada harga $98.900, sedikit di bawah harga tertinggi sepanjang masa sekitar $104.000. Meskipun demikian, banyak analis kripto percaya Bitcoin masih memiliki potensi kenaikan yang signifikan, karena permintaan terus tumbuh sementara pasokannya terbatas.
Salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan harga Bitcoin dalam jangka panjang adalah pasokannya yang dibatasi, yang ditetapkan pada 21 juta koin. Lebih dari 19,7 juta Bitcoin telah ditambang, sehingga hanya tersisa 1,3 juta yang akan dibuat. Selain itu, sejumlah besar koin Bitcoin telah hilang seiring berjalannya waktu, yang selanjutnya mengurangi pasokan yang tersedia. Faktor lain yang mendukung harga Bitcoin adalah sejumlah besar Bitcoin yang dimiliki oleh entitas seperti MicroStrategy dan Marathon Digital, yang kemungkinan besar tidak akan menjual kepemilikan mereka dalam waktu dekat. Jumlah Bitcoin yang tersedia di bursa terus menurun, turun dari 2,7 juta pada bulan Januari menjadi sekitar 2,24 juta saat ini. Pasokan yang menyusut ini semakin diperparah oleh meningkatnya kesulitan penambangan, terutama setelah peristiwa halving terbaru.
Pada saat yang sama, permintaan terhadap Bitcoin meningkat, sebagaimana dibuktikan oleh arus masuk yang signifikan ke dalam dana yang diperdagangkan di bursa (ETF). Total arus masuk telah melampaui $34 miliar, melampaui ekspektasi, dan dana-dana ini sekarang memiliki aset senilai lebih dari $107 miliar. Meningkatnya minat terhadap Bitcoin ini, terutama melalui ETF, telah membuat banyak analis tetap optimis tentang lintasan harganya di masa mendatang.
Seorang analis kripto terkemuka, Ali Martinez, telah meramalkan bahwa Bitcoin pada akhirnya dapat mencapai $275.000. Jika ramalan ini terbukti benar, maka akan terjadi peningkatan sebesar 177% dari harga saat ini. Analis lain, termasuk dari Bitwise, juga optimis, dengan prediksi bahwa Bitcoin dapat mencapai $200.000 pada tahun 2025, didorong oleh arus masuk yang terus berlanjut ke ETF. Selain itu, mereka memproyeksikan bahwa Bitcoin dapat melampaui kapitalisasi pasar emas sebesar $18 triliun pada tahun 2029, yang memperkuat posisinya sebagai aset keuangan utama.
Analisis Harga Bitcoin
Grafik harga Bitcoin menunjukkan kenaikan yang kuat selama beberapa minggu terakhir, dengan mata uang kripto tersebut baru-baru ini melewati level resistensi yang signifikan sebesar $69.210, batas atas pola cup-and-handle. Harga tetap berada di atas Exponential Moving Average 50 minggu dan 200 minggu, yang membentuk golden cross pada bulan April 2023. Ini adalah indikator teknis yang positif, yang menandakan potensi kenaikan harga lebih lanjut. Selain itu, momentum tersebut didukung oleh kenaikan Average Directional Index (ADX), yang menunjukkan bahwa tren bullish Bitcoin kemungkinan akan terus berlanjut.
Dengan indikator teknis ini, Bitcoin diperkirakan akan terus naik, dengan para investor kini menargetkan level resistensi utama berikutnya di $122.258. Kombinasi dari pasokan terbatas, permintaan meningkat, dan sinyal teknis yang kuat menunjukkan bahwa Bitcoin dapat berada di jalur pertumbuhan harga yang substansial dalam beberapa bulan mendatang.