Kantor Pos Nasional Indonesia telah meluncurkan prangko Non Fungible Token pertama di negara ini yang menggambarkan burung cendrawasih, Cenderawasih.
Pada tanggal 27 September, Kantor Pos Nasional Indonesia, Pos Indonesia, meluncurkan prangko NFT pertama di Indonesia untuk memperingati hari ulang tahun ke-79 Kantor Pos Indonesia di Bandung, Indonesia. Proyek ini dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi Indonesia.
Ini menandai pertama kalinya Indonesia membuat prangko yang memanfaatkan teknologi berbasis blockchain untuk para penggemar filateli di seluruh dunia guna menambah koleksi digital mereka.
Prangko ini bernilai sekitar $9,90 dan menampilkan gambar burung Cenderawasih, yang juga dikenal sebagai burung cendrawasih. Spesies ini dikenal memiliki bulu berwarna-warni yang besar dan merupakan burung asli pulau Papua, Indonesia.
Menurut keterangan resmi Kantor Pos Indonesia, perangko NFT tersebut akan diterbitkan dalam jumlah terbatas dan berbentuk buklet.
Direktur Utama Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, menjelaskan bahwa perangko NFT ditujukan sebagai barang koleksi, bukan perangko resmi yang digunakan untuk mengirim paket atau surat. Ia berharap, dengan adanya perangko NFT ini, generasi muda semakin tertarik untuk mengoleksi perangko.
“Harapannya anak muda yang sudah native digital bisa kembali mengoleksi prangko tapi dalam bentuk NFT,” kata Faizal kepada wartawan di acara peluncuran tersebut.
Ia menambahkan, prangko tersebut juga akan diterbitkan dalam bentuk fisik, sehingga para kolektor dapat memiliki salinan fisik beserta NFT-nya. Prangko tersebut dapat dibeli melalui situs web Kantor Pos Indonesia dengan cara memindai kode QR yang akan mengarahkan calon pembeli ke tautan formulir Google tempat mereka dapat memesan prangko NFT.
Dengan peluncuran produk ini, Indonesia menjadi negara ketiga di kawasan Asia Tenggara yang meluncurkan prangko NFT. Negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia, telah lebih dulu merilis prangko digital mereka sendiri dalam bentuk NFT.