Harga Ethereum mengalami penurunan yang signifikan, menjadikannya salah satu mata uang kripto utama dengan kinerja terburuk pada bulan Februari. Mata uang kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar ini jatuh ke level terendah $2.075, menandai titik terendahnya sejak Januari 2024 dan penurunan tajam sebesar 50% dari puncaknya pada November 2023. Penurunan ini merupakan terobosan besar dalam tren kenaikan Ethereum selama enam tahun, dengan Februari 2025 kini menandai bulan negatif pertamanya di bulan Februari sejak 2018, dan kinerja terburuknya untuk bulan tersebut yang tercatat.
Performa Ethereum yang Buruk Dibandingkan Pesaingnya
Penurunan harga Ethereum lebih tajam dibandingkan pesaing terdekatnya. Sementara Bitcoin telah jatuh 25% dari titik tertingginya di tahun 2025, Ripple telah mengalami penurunan 40% dalam periode yang sama. Perjuangan Ethereum diperparah oleh arus keluar yang terus berlanjut dari dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), dengan semua ETF Ethereum mengalami kerugian aset selama enam hari berturut-turut, sehingga total aset dalam dana ini turun menjadi $2,86 miliar. Demikian pula, ETF Bitcoin telah mengalami kerugian lebih dari $4 miliar.
Lebih jauh lagi, Ethereum mulai kehilangan pangsa pasar karena munculnya pesaing baru, khususnya proyek blockchain Layer-1 dan Layer-2 lainnya. Jaringan seperti Solana, BNB Smart Chain, dan solusi Layer-2 yang sedang berkembang seperti Base dan Arbitrum semakin menguasai pangsa pasar, yang menyebabkan tantangan yang lebih besar bagi dominasi Ethereum di bidang ini.
Sentimen pasar yang lebih luas juga memperburuk kondisi Ethereum. Indeks Ketakutan & Keserakahan telah turun ke angka 33, yang menunjukkan lingkungan penghindaran risiko yang kuat yang merugikan sebagian besar mata uang kripto.
Kerusakan Teknis dan Indikator Bearish
Penurunan harga Ethereum semakin didukung oleh indikator teknis yang bearish. Seperti yang diprediksi dalam analisis sebelumnya, Ethereum telah mengikuti pola grafik bearish flag. Pola ini biasanya melibatkan pergerakan tajam dalam satu arah, diikuti oleh periode konsolidasi, yang dalam kasus ini berbentuk rising wedge—sinyal kelanjutan bearish yang terkenal.
Perkembangan teknis yang paling mengkhawatirkan adalah pembentukan “death cross,” di mana moving average 200 hari melintasi di bawah moving average 50 hari. Pola ini dianggap sebagai salah satu sinyal paling bearish di pasar, yang menandakan bahwa momentum penurunan dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama.
Selain itu, Ethereum gagal mempertahankan level support utama. Level $2.150, yang merupakan level support kritis pada bulan Agustus dan September 2023 dan berfungsi sebagai neckline untuk pola triple-top di $4.000, telah ditembus. Dengan Average Directional Index (ADX) naik ke angka 40, yang menunjukkan bahwa momentum penurunan semakin kuat, prospek bearish untuk Ethereum menjadi lebih jelas.
Target Harga Potensial dan Risiko Penurunan
Mengingat gangguan teknis tersebut, harga Ethereum dapat mengalami penurunan lebih lanjut. Dengan menerapkan jarak antara puncak pola triple-top di $4.000 dan garis leher di $2.150 (penurunan 47%) menunjukkan bahwa Ethereum berpotensi jatuh hingga serendah $1.095.
Karena Ethereum berjuang menghadapi tekanan eksternal dari para pesaing dan pola teknis bearish internal, risiko penurunan lebih lanjut tampak tinggi. Para pedagang dan investor harus tetap berhati-hati karena Ethereum terus menghadapi berbagai hambatan, termasuk sentimen pasar yang lebih luas dan gangguan teknis.