Phoenix Group, perusahaan penambangan mata uang kripto yang berkantor pusat di Abu Dhabi, telah melihat pendapatannya melonjak hingga 236% pada tahun 2024, mencapai $107 juta dalam pendapatan penambangan Bitcoin, dibandingkan dengan $32 juta pada tahun 2023. Pertumbuhan ini merupakan bagian dari ekspansi global perusahaan yang lebih luas dan adaptasi terhadap tantangan industri. Total pendapatan perusahaan untuk tahun 2024 mencapai $206 juta, dengan laba bersih sebesar $167 juta dan laba komprehensif sebesar $219 juta.
CEO perusahaan, Munaf Ali, mengaitkan keberhasilan ini dengan komitmen Phoenix Group terhadap inovasi dan pertumbuhan strategis, yang menjadikan tahun 2024 sebagai tahun yang “penting” bagi perusahaan. Sebagai bagian dari upaya ekspansinya, Phoenix Group membuka fasilitas penambangan 50 MW di North Dakota pada awal Januari, menyusul peluncuran fasilitas sebelumnya di Willamette, South Carolina. Phoenix Group juga berencana untuk go public di Nasdaq pada tahun 2025 untuk lebih memperluas jangkauan globalnya.
Didirikan pada tahun 2017, Phoenix Group mengukir sejarah dengan menjadi perusahaan blockchain swasta pertama yang go public di bursa saham Timur Tengah pada bulan Oktober 2023. Perusahaan ini mengelola lebih dari 765 MW fasilitas penambangan di seluruh AS, Kanada, dan UEA. Selain itu, Phoenix Group adalah distributor perangkat penambangan MicroBT Bitcoin di berbagai negara, termasuk Mesir, Turki, dan Kenya, yang memperkuat pengaruhnya yang terus berkembang dalam industri penambangan kripto global.