FTX, bursa mata uang kripto terkemuka yang bangkrut pada tahun 2022, telah mengumumkan bahwa mereka akan mulai mendistribusikan pembayaran kebangkrutan kepada pengguna yang terdampak mulai tanggal 3 Januari 2025. Hal ini menyusul persetujuan dari pengadilan AS pada bulan Oktober, yang mengonfirmasi rencana distribusi tersebut. Kraken dan BitGo telah dipilih sebagai platform yang akan digunakan untuk melakukan pembayaran ini. Kreditor yang terdampak akan memiliki pilihan untuk menerima pembayaran mereka dalam bentuk stablecoin, di antara metode pembayaran lainnya. Langkah ini menandai langkah signifikan dalam penyelesaian kebangkrutan FTX, yang telah berlangsung sejak kejatuhannya yang tiba-tiba pada tahun 2022.
Rencana pencairan dana kebangkrutan diputuskan oleh Hakim Distrik AS John Dorsey di Delaware dan mendapat dukungan luas dari para kreditor FTX. Rencana tersebut menetapkan bahwa 98% kreditor akan dibayar kembali sebesar 118% dari klaim awal mereka, angka yang telah diputuskan sebelumnya pada bulan Oktober. Namun, meskipun telah disetujui, keputusan untuk membayar kembali pengguna dalam bentuk uang tunai dan stablecoin daripada aset lainnya telah menuai beberapa kritik. Sunil Kavuri, juru bicara kelompok kreditor terbesar FTX, menyuarakan kekhawatiran tentang rencana pembayaran tunai tersebut, tetapi mengakui bahwa Kraken dan BitGo adalah pilihan terbaik untuk memfasilitasi pembayaran ini karena kemampuan pemrosesan pembayaran mereka yang kuat.
Menurut rincian rencana kebangkrutan, 94% kreditor, yang mewakili hampir $7 miliar dalam klaim terhadap FTX, memberikan suara mendukung rencana tersebut. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar kreditor merasa puas dengan ketentuan pembayaran kembali, meskipun ada beberapa penolakan awal. Rencana pembayaran kembali yang disetujui merupakan upaya besar untuk memberi kompensasi kepada pengguna yang terkena dampak dari keruntuhan mendadak bursa kripto tersebut.
John J. Ray III, CEO FTX saat ini, yang mengambil alih kepemimpinan dari pendiri Sam Bankman-Fried pada akhir tahun 2022, memuji upaya pemulihan yang dilakukan oleh tim perusahaan. Di bawah kepemimpinan Ray, FTX dan entitas afiliasinya, seperti Alameda Research, telah berhasil memulihkan aset sekitar $16 miliar, yang akan digunakan untuk memberi kompensasi kepada kreditor. Pemulihan ini dipandang sebagai pencapaian besar, mengingat skala keruntuhan dan tantangan dalam menangani dampak kegagalan FTX.
Proses kebangkrutan FTX telah diikuti dengan saksama, terutama setelah skandal yang melibatkan pendirinya, Sam Bankman-Fried. Bankman-Fried dinyatakan bersalah pada bulan November 2023 atas tujuh tuduhan terkait penipuan dan konspirasi, termasuk penipuan terhadap nasabah dan investor. Ia dijatuhi hukuman 25 tahun penjara. Runtuhnya FTX berdampak signifikan pada industri mata uang kripto, yang menyebabkan peningkatan pengawasan terhadap bursa kripto dan tindakan regulasi di seluruh dunia. Kasus kebangkrutan, dan upaya pemulihan berikutnya di bawah kepemimpinan CEO Ray, dipandang sebagai bab penting setelah keruntuhan FTX.
Saat FTX melanjutkan pembayaran yang direncanakan mulai Januari 2025, perusahaan tersebut bertujuan untuk memberikan penyelesaian kepada kreditor yang terdampak oleh krisis tersebut. Proses pembayaran, yang akan difasilitasi oleh Kraken dan BitGo, merupakan bagian penting dari upaya berkelanjutan untuk menyelesaikan kebangkrutan FTX dan memberikan kompensasi kepada mereka yang menderita kerugian. Meskipun jalan menuju restitusi penuh mungkin masih panjang, proses kebangkrutan mencerminkan langkah signifikan menuju pemulihan nilai bagi kreditor dan bergerak maju dari kegagalan salah satu bursa mata uang kripto terbesar dalam sejarah.