ETF Bitcoin mengalami permintaan yang memecahkan rekor, dengan arus masuk mingguan yang mengejutkan sebesar $3,38 miliar, yang menandakan minat investor yang meningkat saat mata uang kripto tersebut mendekati tonggak harga baru. Lonjakan modal ini terjadi pada saat Bitcoin terus mengalami kenaikan, mendekati angka $100.000 yang didambakan, dan analis memprediksi potensi harga yang lebih besar dalam beberapa bulan mendatang.
Rekor Arus Masuk dan Reaksi Pasar
Arus masuk paling signifikan terjadi pada tanggal 21 November, ketika $1 miliar digelontorkan ke Bitcoin Spot ETF. Peristiwa ini bertepatan dengan berita bahwa Gary Gensler, ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), akan mengundurkan diri pada tanggal 20 Januari, mengakhiri masa jabatannya yang ditandai dengan sikap keras terhadap regulasi kripto. Keluarnya Gensler dipandang sebagai sinyal positif bagi industri kripto, terutama karena lingkungan regulasi yang lebih ramah terhadap kripto dapat muncul di bawah Presiden terpilih Donald Trump.
Setelah pengumuman ini, Bitcoin melonjak ke level tertinggi sepanjang masa sebesar $99.800, hampir menembus ambang batas $100.000. Namun, meskipun mencapai puncak ini, arus masuk ke 12 penawaran ETF Bitcoin tetap kuat, dengan total arus masuk mingguan mencapai $3,38 miliar—nilai tertinggi yang pernah tercatat.
Di antara penerima dana masuk terbesar, ETF IBIT milik BlackRock memimpin dengan $513,2 juta, melanjutkan rentetan impresifnya selama 12 hari berturut-turut. Dana lain juga mengalami arus masuk yang substansial, seperti FBTC milik Fidelity dengan $21,7 juta, BRRR milik Valkyrie sebesar $6,19 juta, dan Bitcoin mini trust milik Grayscale yang menghasilkan $5,72 juta. Namun, GBTC milik Grayscale—yang memiliki biaya lebih tinggi—adalah satu-satunya penawaran yang mengalami arus keluar, merugi $67,05 juta.
Meskipun terjadi sedikit penurunan arus masuk menjelang akhir minggu, pakar pasar percaya bahwa permintaan keseluruhan untuk produk ETF Bitcoin tetap kuat, dengan Bitcoin siap untuk kenaikan lebih lanjut.
Guncangan Pasokan dan Ketidakpastian Geopolitik Mendorong Permintaan
Kadan Stadelmann, salah satu investor Bitcoin awal dan Chief Technology Officer di Komodo, mengaitkan lonjakan permintaan ETF dengan pengurangan Bitcoin pada tahun 2024 dan ketidakpastian geopolitik. Pengurangan Bitcoin, yang mengurangi laju pencetakan Bitcoin baru, diperkirakan akan menciptakan guncangan pasokan, yang menaikkan harga aset karena berkurangnya ketersediaan. Selain itu, ketegangan geopolitik global mendorong investor untuk mencari Bitcoin sebagai aset safe haven untuk melindungi diri dari risiko pasar tradisional.
Georgii Verbitskii, pendiri TYMIO, juga meramalkan momentum yang lebih besar untuk Bitcoin setelah harganya melampaui $100.000. Ia yakin tonggak sejarah ini akan menarik perhatian media arus utama, menarik pedagang dan investor baru ke pasar, yang berpotensi memicu fase reli berikutnya.
$100.000 dan Lebih: Analis Memprediksi Kenaikan Besar
Berdasarkan data terbaru, Bitcoin hanya kurang 1,47% dari melewati ambang batas $100.000, sebuah tonggak yang menurut banyak analis akan tercapai sebelum akhir tahun 2024. Namun, kegembiraan tidak berhenti di situ. Para ahli seperti analis VanEck Nathan Frankovitz dan Matthew Sigel memperkirakan bahwa Bitcoin dapat mencapai $180.000 dalam 18 bulan ke depan, dengan mengacu pada pola yang mencerminkan reli sebelumnya.
Analisis mereka menunjukkan bahwa reli Bitcoin saat ini mengikuti lintasan yang mirip dengan yang terjadi pada tahun 2020, ketika harga Bitcoin naik dua kali lipat antara pemilihan presiden AS dan akhir tahun, lalu melonjak 137% lagi pada tahun 2021. Saat fase berikutnya dari pasar bullish dimulai, kurangnya resistensi teknis memberi analis keyakinan bahwa Bitcoin dapat terus naik dengan cepat.
Laporan VanEck menggarisbawahi perubahan transformatif dalam dukungan pemerintah terhadap Bitcoin, dengan meningkatnya minat investor karena banyak yang percaya portofolio mereka kurang dialokasikan dalam aset kripto. Sambil mengakui kemungkinan pasar terlalu panas, mereka mempertahankan target harga siklus sebesar $180.000 per BTC, dengan mengutip indikator dan fundamental bullish yang kuat.
Masa Depan Bitcoin yang Bullish
Menurut Ali Martinez, analis kripto ternama di X (dulu Twitter), Bitcoin dapat melonjak hingga $108.000 dalam beberapa minggu mendatang, diikuti oleh potensi kenaikan hingga $135.000 pada akhir tahun 2024. Prospek bullish ini sejalan dengan sentimen pasar yang lebih luas, di mana meningkatnya minat institusional dan perkembangan regulasi yang menguntungkan diharapkan dapat mendorong harga Bitcoin lebih tinggi.
Sebagai kesimpulan, pasar ETF Bitcoin mengalami lonjakan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan arus masuk sebesar $3,38 miliar minggu ini, yang menandakan momentum bullish yang kuat untuk mata uang kripto terkemuka tersebut. Saat Bitcoin mendekati tonggak sejarah $100.000, analis memperkirakan bahwa fase berikutnya dari pasar bullish dapat melihat kenaikan harga yang lebih besar, dengan target setinggi $180.000. Investor dengan penuh semangat mengamati perkembangan baru, khususnya dalam hal dukungan regulasi dan dampak dari halving Bitcoin tahun 2024, yang dapat mendorong harga ke titik tertinggi baru dalam beberapa bulan mendatang.