Adopsi Bitcoin di AS siap memicu perlombaan global untuk mendapatkan sebagian dari pasokan Bitcoin yang terbatas, yang memicu apa yang dapat digambarkan sebagai ‘demam emas’ yang berdaulat. Menurut Alessio Quaglini, CEO Hex Trust, lonjakan harga Bitcoin melewati angka $100.000 menandakan dimulainya fase kelembagaan mata uang kripto. Fase ini, menurut prediksi Quaglini, akan didorong oleh meningkatnya permintaan dari negara-negara berdaulat yang ingin mengamankan bagian dari pasokan Bitcoin sebanyak 21 juta—jumlah yang dibatasi dan semakin langka.
Tahap Kelembagaan Adopsi Bitcoin
Dalam wawancara dengan CNBC, Quaglini menjelaskan bahwa lonjakan harga Bitcoin melewati ambang psikologis $100.000 merupakan titik transisi. Setelah kemajuan teknologi Bitcoin dan ledakan ritel yang didorong oleh pembentukan bursa mata uang kripto utama, permintaan institusional kini menjadi langkah logis berikutnya. Menurut Quaglini, adopsi Bitcoin secara luas oleh lembaga-lembaga AS akan memicu efek domino di seluruh dunia.
Penerimaan Bitcoin yang semakin meningkat di AS kemungkinan akan mendorong negara-negara lain untuk mengikutinya, yang memicu persaingan ketat di antara negara-negara berdaulat untuk memperoleh sebagian dari mata uang kripto senilai $2 triliun tersebut. Ketika pemerintah mulai menyadari potensi Bitcoin sebagai penyimpan nilai dan lindung nilai terhadap inflasi, permintaan terhadap aset tersebut diperkirakan akan meroket.
Perlombaan Cadangan Bitcoin
Salah satu aspek yang paling mencolok dari perkembangan ini adalah fakta bahwa sebagian besar pasokan Bitcoin yang beredar saat ini tidak aktif. 75% dari pasokan Bitcoin yang beredar dipegang oleh investor jangka panjang, yang menandakan bahwa sebagian besar pembeli tidak ingin menjual dalam waktu dekat. Hal ini menciptakan skenario di mana pasokan Bitcoin yang tersedia terbatas, dan pemerintah akan semakin berlomba-lomba mengamankan cadangan mata uang kripto mereka. Seperti yang dikatakan Quaglini, kelangkaan ini dapat menyebabkan efek “takut ketinggalan” (FOMO) di antara negara-negara.
Perlombaan untuk mendapatkan cadangan Bitcoin secara global telah mulai terbentuk, dengan beberapa negara menyadari pentingnya menyimpan Bitcoin dalam kas negara mereka. Komentar Quaglini sejalan dengan sentimen dari para pemimpin industri lainnya yang percaya bahwa adopsi Bitcoin di AS telah menghilangkan sebagian besar risiko reputasi yang pernah menyelimuti mata uang kripto tersebut.
Pergerakan Global Menuju Cadangan Bitcoin
Negara-negara telah mulai menjajaki gagasan Bitcoin sebagai aset nasional. Brasil, misalnya, tengah mengambil langkah untuk mengintegrasikan Bitcoin ke dalam perbendaharaan investasi asingnya. Sebuah usulan dari Eros Biondini, anggota DPR, menyarankan agar Brasil mengalokasikan 5% dari cadangan investasi asing nasionalnya untuk Bitcoin.
Di Rusia, Presiden Vladimir Putin menggambarkan Bitcoin sebagai sesuatu yang tidak dapat dihentikan dan tahan terhadap sensor, dan negara tersebut telah bergerak untuk melegalkan Bitcoin sebagai properti sambil menetapkan regulasi untuk penambangan kripto.
Di Polandia, kandidat presiden Sławomir Mentzen telah berjanji untuk membuat cadangan Bitcoin nasional jika terpilih, yang semakin menandakan bahwa negara-negara berdaulat semakin melihat Bitcoin sebagai aset strategis.
Negara Bagian dan Kota di AS Beralih ke Cadangan BTC
AS juga memainkan peran kunci dalam “demam emas” Bitcoin ini. Beberapa negara bagian AS tengah memajukan undang-undang cadangan BTC, dan beberapa pemerintah daerah mengambil tindakan sendiri. Dennis Porter, pendiri Satoshi Act Fund, menunjukkan bahwa lebih dari 10 negara bagian AS tengah bergerak menuju pembuatan kebijakan cadangan Bitcoin. Selain itu, Wali Kota Vancouver Ken Shim telah mengusulkan rencana bagi kota tersebut untuk membeli Bitcoin dengan dana kas negaranya.
Menatap Tahun 2025 dan Selanjutnya
Quaglini memperkirakan bahwa demam emas Bitcoin baru saja dimulai dan dampaknya akan terasa sungguh-sungguh sebelum tahun 2025. Seiring dengan pemerintah berdaulat, termasuk di Brasil, Rusia, Polandia, dan AS, mulai mengadopsi Bitcoin secara resmi dan mengintegrasikannya ke dalam strategi keuangan mereka, persaingan untuk mendapatkan cadangan Bitcoin akan semakin ketat.
Potensi perburuan emas untuk Bitcoin terus meningkat, dan seiring dengan semakin terintegrasinya Bitcoin ke dalam cadangan nasional, harganya bisa melonjak lebih tinggi lagi. Dengan permintaan institusional dan negara-negara berdaulat yang siap bersaing untuk mendapatkan sebagian dari pasokan Bitcoin yang terbatas, mata uang kripto ini bisa menjadi pusat perhatian sebagai aset keuangan global dalam beberapa tahun mendatang. Seiring dengan upaya negara-negara untuk mengamankan posisi mereka, Bitcoin mungkin akan mengukuhkan statusnya sebagai emas digital masa depan.