Coinbase telah mengumumkan bahwa, mulai 13 Desember, mereka akan membatasi pengguna Eropa untuk memperdagangkan beberapa stablecoin, termasuk Tether (USDT), untuk mematuhi kerangka regulasi Markets in Crypto-Assets (MiCA). Langkah ini merupakan bagian dari upaya Coinbase untuk mematuhi regulasi Eropa yang baru, yang akan berlaku sepenuhnya pada akhir Desember 2024.
Stablecoin yang dihapus dari daftar tersebut meliputi Tether (USDT), serta token lain yang tidak patuh seperti PAX, PYUSD, GUSD, GYEN, dan Maker’s DAI. Token-token ini telah dikategorikan sebagai tidak patuh menurut peraturan MiCA, yang bertujuan untuk menstandardisasi lanskap kripto di Eropa. Namun, Coinbase akan terus mendukung stablecoin dari Circle, seperti USDC dan EURC, karena Circle telah mendapatkan lisensi stablecoin Eropa di bawah MiCA, yang menandai pencapaian signifikan dalam bidang tersebut.
Coinbase juga menyebutkan bahwa stablecoin seperti Tether dan token lain yang dihapus dari daftar dapat didaftarkan kembali di masa mendatang jika memenuhi kepatuhan MiCA. Namun, Tether belum menanggapi pemberitahuan penghapusan tersebut secara terbuka, dan permintaan komentar tidak dijawab pada saat pelaporan.
Kemungkinan keluarnya Tether dari pasar Eropa telah menjadi bahan spekulasi selama beberapa bulan. Meskipun CEO Tether Paolo Ardoino menyatakan bahwa perusahaan bermaksud untuk terus melayani pengguna di UE, ia belum memberikan rencana terperinci mengenai bagaimana perusahaan akan mematuhi peraturan MiCA yang baru. Rincian strategi Tether untuk Eropa masih belum jelas, dan masih belum pasti apakah perusahaan akan keluar dari kawasan tersebut pada tahun 2025.
Sebagai operator stablecoin terbesar di dunia, dengan kapitalisasi pasar sebesar $140 miliar, operasi Tether terutama ditujukan untuk pasar berkembang seperti Amerika Latin dan Asia Tenggara. Meskipun demikian, perusahaan tersebut telah mengalami pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2024, yang diuntungkan oleh laba yang memecahkan rekor, investasi dalam Bitcoin, fasilitas penambangan, dan pusat data. Selain itu, kepemilikan Tether dalam US Treasury Bills dapat memposisikannya sebagai pemain kunci dalam kebijakan stablecoin AS di masa depan, meskipun perusahaan tersebut belum mengungkapkan strategi khusus untuk meningkatkan kehadirannya di AS.