Changpeng Zhao (CZ), pendiri dan CEO Binance, baru-baru ini berbagi pandangannya tentang peran token dalam sektor AI yang berkembang pesat. Dalam sebuah posting di X, Zhao mengungkapkan “pendapat yang tidak populer,” yang menyarankan bahwa proyek AI harus memprioritaskan utilitas daripada meluncurkan token baru. Ia menekankan bahwa agen AI dapat mengumpulkan pembayaran dalam mata uang kripto yang ada daripada menerbitkan token mereka sendiri. “Luncurkan koin hanya jika Anda memiliki skala. Fokus pada utilitas, bukan token,” katanya.
Sentimen ini mencerminkan kekhawatiran yang berkembang di kalangan analis tentang nilai praktis dari banyak token terkait AI. Meskipun ada perbincangan hangat seputar AI dan blockchain, banyak proyek AI di ruang kripto mengalami penurunan nilai. Menurut CoinMarketCap, kapitalisasi pasar token AI & Big Data telah turun sekitar 22% dalam 30 hari terakhir, sehingga total kapitalisasi pasar turun menjadi $27,44 miliar. Token dari beberapa platform AI, termasuk Virtuals Protocol (VIRTUALS), Render (RENDER), dan Near Protocol (NEAR), telah mengalami penurunan yang signifikan—beberapa di antaranya mencapai 42%.
Namun, penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh faktor ekonomi makro, bukan karena kurangnya utilitas. Secara khusus, tarif Trump dan ketidakpastian regulasi lainnya telah membebani pasar. Para pembuat chip AI, termasuk Nvidia, juga menghadapi kemunduran, dengan saham Nvidia turun hingga 6%, yang berkontribusi terhadap tekanan pasar yang lebih luas pada aset kripto terkait AI.
Komentar Zhao sejalan dengan kekhawatiran dari para pakar industri lainnya. Misalnya, David Han, seorang analis riset di Coinbase, mengamati bahwa kenaikan harga koin AI baru-baru ini lebih didorong oleh sensasi daripada utilitas dunia nyata. Han menyarankan bahwa sebagian besar antusiasme terhadap token ini terkait dengan kegembiraan yang lebih luas seputar industri AI daripada kasus penggunaan nyata untuk token itu sendiri.
Demikian pula, ZachXBT, seorang investigator on-chain, mengkritik banyak token terkait AI, dengan mengklaim bahwa 99% di antaranya adalah penipuan. Ia menyoroti bahwa meskipun memecoin sering kali secara terbuka mengakui kurangnya nilai inherennya, banyak proyek AI memasarkan token mereka sebagai sesuatu yang memiliki utilitas fungsional, yang menurutnya menyesatkan.
Secara keseluruhan, seruan Zhao untuk mengutamakan utilitas dalam token AI menggemakan kekhawatiran yang lebih luas dalam dunia kripto bahwa banyak proyek mungkin terlalu dibesar-besarkan atau bersifat spekulatif tanpa menyediakan kasus penggunaan yang nyata dan nyata. Seiring dengan terus berkembangnya ruang AI dan blockchain, fokus mungkin akan beralih ke proyek yang menunjukkan nilai dan fungsionalitas yang sebenarnya, bukan sekadar meluncurkan token begitu saja.