CEO Tether Paolo Ardoino baru-baru ini berbagi cuplikan fitur kecerdasan buatan (AI) masa depan yang tengah dikembangkan perusahaannya, yang menandakan ekspansi signifikan ke sektor AI. Pratinjau ini menawarkan sekilas beberapa aplikasi AI yang saat ini sedang dikerjakan, yang merupakan bagian dari upaya Tether yang lebih luas untuk meningkatkan pengalaman pengguna sekaligus berfokus pada privasi dan desentralisasi. Tether, yang secara tradisional dikenal dengan stablecoinnya USDT, kini merambah ke pengembangan AI dengan rencana untuk mengintegrasikan kemampuan AI ke dalam infrastruktur yang ada.
Fitur utama yang sedang dikembangkan meliputi penerjemah AI, asisten suara AI, dan asisten dompet Bitcoin AI khusus. Aplikasi ini dirancang untuk menyederhanakan dan meningkatkan pengalaman pengguna dengan ekosistem Tether. Fitur yang paling menonjol dari semuanya adalah asisten dompet Bitcoin AI, yang dirancang untuk membantu pengguna mengelola dompet Bitcoin mereka secara lebih efisien. Asisten ini memungkinkan pengguna untuk dengan mudah melacak saldo dompet mereka dan melakukan transaksi kripto menggunakan perintah suara. Dalam pratinjau yang dibagikan Ardoino, asisten dompet AI Bitcoin ditampilkan mengikuti serangkaian perintah: pengguna meminta asisten untuk mengungkapkan saldo dompet, mencantumkan nama penerima yang terhubung ke dompet, dan mengirim sejumlah Bitcoin tertentu (misalnya, 0,001 BTC) ke orang yang dipilih. Setelah transaksi selesai, asisten mengirimkan kembali ID transaksi untuk dilacak.
Fitur menonjol dari aplikasi AI ini adalah penekanan pada privasi dan penjagaan diri. Tidak seperti banyak aplikasi tradisional yang mengandalkan server cloud dan sistem terpusat, peralatan AI Tether dirancang untuk bekerja secara lokal pada perangkat pengguna, memastikan bahwa data sensitif, termasuk informasi pribadi dan rincian keuangan, tetap sepenuhnya pribadi. Artinya, semua interaksi dengan asisten dan proses pengelolaan dompet terjadi langsung di perangkat pengguna, sehingga pengguna memiliki kendali penuh atas data dan dana mereka.
Untuk mendukung pengembangan dan penerapan aplikasi AI ini, Tether sedang membangun Kit Pengembangan Perangkat Lunak (SDK) AI, yang akan bersifat sumber terbuka. SDK ini, yang dikenal sebagai Tether Data, dibangun di atas Bare, runtime JavaScript yang dikembangkan oleh Holepunch, dan akan kompatibel dengan berbagai perangkat keras dan perangkat, termasuk desktop dan ponsel. Dengan menjadikan SDK sumber terbuka, Tether bertujuan untuk memungkinkan pengembang pihak ketiga membuat dan menyebarkan aplikasi bertenaga AI mereka sendiri menggunakan platform Tether.
Peluncuran platform AI diperkirakan akan berlangsung pada kuartal pertama tahun 2025, meskipun tanggal pastinya belum dikonfirmasi. Peralihan ke pengembangan AI ini mengikuti tren yang lebih besar dalam industri teknologi dan keuangan, di mana perusahaan semakin mengeksplorasi AI sebagai sarana untuk meningkatkan penawaran mereka dan memberikan solusi yang lebih efisien dan mudah digunakan. Ardoino, yang telah vokal mengenai ambisi Tether yang lebih luas, percaya bahwa aplikasi AI ini tidak hanya akan mendefinisikan ulang interaksi pengguna dalam ekosistem Tether tetapi juga mendorong batasan teknologi AI sumber terbuka yang menjaga privasi.
Ekspansi Tether ke AI merupakan bagian dari strategi yang lebih besar untuk mendiversifikasi operasinya di luar penerbitan stablecoin USDT. Dalam beberapa tahun terakhir, Tether telah menjelajahi bidang teknologi dan inovasi baru, terutama berfokus pada penambangan Bitcoin dan AI. Perusahaan tersebut telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat portofolio AI-nya dengan berinvestasi di Northern Data, perusahaan rintisan komputasi awan dan AI. Ardoino telah mengisyaratkan rencana Tether untuk bersaing dengan pemain teknologi besar seperti Microsoft dan Amazon di bidang AI, dan langkah ini menandakan bahwa Tether bertujuan untuk menjadi pemimpin tidak hanya dalam mata uang digital tetapi juga di bidang kecerdasan buatan yang berkembang pesat.
Diversifikasi ini sejalan dengan tren yang lebih luas dalam industri mata uang kripto, di mana perusahaan semakin berupaya memperluas operasinya melampaui fungsi dasar mata uang digital. Meningkatnya minat terhadap AI dipandang sebagai evolusi alami, terutama karena teknologi seperti pembelajaran mesin, pemrosesan bahasa alami, dan aplikasi terdesentralisasi (dApps) menjadi lebih umum.
Kesimpulannya, terjunnya Tether ke dalam pengembangan AI dengan fitur-fitur barunya seperti asisten dompet AI Bitcoin merupakan langkah signifikan bagi perusahaan. Dengan berfokus pada privasi, penyimpanan mandiri, dan desentralisasi, Tether berharap dapat mengukir ceruk di pasar AI sambil terus berinovasi dalam ekosistem mata uang kripto yang lebih luas. Dengan peluncuran platform AI SDK pada tahun 2025, Tether memposisikan dirinya sebagai pemain utama tidak hanya di bidang stablecoin dan aset digital tetapi juga di sektor AI yang berkembang pesat. Pergeseran ini merupakan tonggak penting dalam strategi pertumbuhan dan diversifikasi Tether, yang menunjukkan bahwa perusahaan siap untuk menantang dominasi raksasa teknologi yang sudah mapan dan melanjutkan misinya untuk menawarkan solusi inovatif dan menghargai privasi bagi pengguna.