Tiga alasan mengapa Bitcoin dan altcoin ambruk

Three reasons Bitcoin and altcoins are crashing

Bitcoin dan sebagian besar altcoin telah mengalami tekanan penurunan yang signifikan, dan para analis telah menunjukkan beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan yang sedang berlangsung. Pasar, yang telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan dalam beberapa bulan terakhir, kini menghadapi tantangan baru yang memicu aksi jual secara luas. Memahami alasan-alasan ini dapat memberikan wawasan tentang dinamika pasar saat ini.

Faktor pertama yang mendorong kehancuran ini adalah pergeseran sentimen investor menyusul kesuksesan DeepSeek, sebuah startup AI yang dikembangkan di Tiongkok. DeepSeek, yang dipandang sebagai pesaing Claude, ChatGPT, dan xAI dari Anthropic, dikembangkan dalam waktu kurang dari empat bulan dan dengan biaya yang lebih murah. Keberhasilan startup AI ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang permintaan chip mahal di masa depan dari perusahaan seperti NVIDIA dan AMD. Chip-chip ini sangat penting untuk pengembangan teknologi AI, dan efisiensi biaya DeepSeek telah meningkatkan kemungkinan berkurangnya permintaan terhadap produk-produk perusahaan tersebut. Akibatnya, perkembangan ini telah mengguncang kepercayaan investor tidak hanya pada saham-saham teknologi tetapi juga pada aset-aset berisiko seperti mata uang kripto. Reaksi pasar yang lebih luas adalah mundurnya aset-aset berisiko, dan hal ini sangat membebani harga Bitcoin dan altcoin, sehingga berkontribusi terhadap penurunannya.

Kedua, penurunan harga Bitcoin dan altcoin didorong oleh antisipasi pasar menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve yang akan datang. Perekonomian AS sedang bergulat dengan tingkat inflasi yang tinggi, dan para ekonom memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan sikap hawkish untuk melawan kenaikan inflasi. Sebuah laporan dari awal bulan ini menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) telah meningkat dari 2,7% pada bulan November menjadi 2,9% pada bulan Desember, yang menunjukkan bahwa inflasi masih sangat tinggi. Dalam kondisi ini, The Fed diperkirakan akan melanjutkan kebijakan pengetatan yang berarti menaikkan suku bunga dan berpotensi meningkatkan imbal hasil obligasi. Untuk aset seperti Bitcoin, yang dipandang lebih spekulatif dan berorientasi pada risiko, pengetatan moneter semacam ini biasanya mengurangi daya tariknya. Nada hawkish yang diantisipasi dari The Fed telah membuat takut investor, menyebabkan mereka melikuidasi posisi Bitcoin dan mata uang kripto lainnya demi investasi yang lebih aman, seperti obligasi atau aset tradisional.

Alasan ketiga atas penurunan yang sedang berlangsung adalah meningkatnya kekhawatiran atas laporan pendapatan mendatang dari perusahaan teknologi besar seperti Microsoft, Amazon, Meta Platforms, Apple, dan Tesla. Perusahaan-perusahaan ini adalah pemain kunci di pasar global yang lebih luas, dan kinerja mereka sering kali berdampak pada kelas aset lainnya, termasuk mata uang kripto. Jika laporan pendapatan menunjukkan hasil atau panduan keuangan yang lemah, sentimen negatif dapat dengan mudah menyebar ke pasar saham dan pasar mata uang kripto, sehingga menyebabkan aksi jual lebih lanjut pada aset-aset berisiko. Mengingat perusahaan-perusahaan teknologi besar ini menjadi bagian integral dari ekosistem pasar yang lebih luas, pendapatan yang mengecewakan dapat menandakan kekhawatiran ekonomi yang lebih luas, sehingga menyebabkan meningkatnya volatilitas di semua pasar.

Bitcoin price chart

Dari perspektif analisis teknis, Bitcoin menunjukkan beberapa pola grafik yang menunjukkan lebih banyak risiko penurunan. Bitcoin telah membentuk pola grafik double-top pada level $108,310, dengan garis leher diposisikan di sekitar angka $90,000. Pola double-top merupakan sinyal bearish, sering kali menunjukkan bahwa harga kemungkinan akan turun lebih jauh setelah gagal menembus resistance. Pola ini menunjukkan bahwa Bitcoin sedang berjuang untuk mendapatkan dukungan di atas level $100,000, dan jika menembus di bawah garis leher $90,000, ini bisa menandakan tren turun yang signifikan. Meskipun Bitcoin masih berada di atas rata-rata pergerakan utama (seperti rata-rata pergerakan 50 hari dan 100 hari), yang biasanya menunjukkan bahwa tren bullish yang lebih luas tetap utuh, pola double-top menimbulkan keraguan terhadap kelanjutan reli. Selama Bitcoin masih berada di bawah level resistensi $108,310, prospek bearish kemungkinan akan terus berlanjut.

Kesimpulannya, kombinasi faktor makroekonomi, perubahan sentimen investor, dan indikator teknis berkontribusi terhadap kesulitan Bitcoin baru-baru ini. Munculnya DeepSeek dan kekhawatiran terhadap masa depan perusahaan teknologi, serta kebijakan moneter Federal Reserve, telah menciptakan banyak faktor yang menyebabkan penurunan di sektor kripto. Selama hambatan ini masih ada, sulit untuk melihat Bitcoin menembus level lebih tinggi dalam waktu dekat, dan pasar dapat terus menghadapi tantangan yang signifikan. Pola grafik double-top juga menambah sentimen negatif, menunjukkan bahwa penurunan lebih lanjut mungkin terjadi kecuali Bitcoin dapat merebut kembali level $108,310.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *