Apa itu Stablecoin dan Bagaimana Cara Kerjanya?

What Are Stablecoins and How Do They Work.

Stablecoin telah menjadi komponen utama ekosistem mata uang kripto. Jika Anda baru mengenal dunia kripto, memahami stablecoin sangatlah penting. Dalam artikel ini, kita akan membahas peran stablecoin, berbagai jenisnya, cara kerjanya, risikonya, dan pentingnya stablecoin dalam dunia keuangan.

Apa itu Stablecoin?

Stablecoin adalah jenis mata uang kripto yang dirancang untuk mempertahankan nilai yang stabil. Stablecoin biasanya dipatok pada cadangan aset, seperti mata uang fiat (seperti dolar AS) atau komoditas (seperti emas), atau bahkan mata uang kripto lainnya (seperti Bitcoin atau Ethereum).

Pada tahun 2024, kapitalisasi pasar stablecoin telah melonjak dari $83 miliar tahun lalu menjadi $173 miliar, menandakan penerimaan yang semakin meningkat meskipun ada tantangan sesekali seperti depegging atau masalah likuiditas.

Jenis-jenis Stablecoin

Ada beberapa jenis stablecoin di pasaran. Berikut adalah tiga teratas berdasarkan kapitalisasi pasar:

  • Tether (USDT): Stablecoin yang paling banyak digunakan, dipatok dengan dolar AS, dengan kapitalisasi pasar $119 miliar.
  • USD Coin (USDC): Stablecoin lain yang dipatok pada dolar AS yang bertahan dari penurunan signifikan pada tahun 2023, sekarang bernilai $35,57 miliar.
  • Dai (DAI): Stablecoin terdesentralisasi yang didukung terutama oleh Ethereum (ETH) melalui Protokol Maker, dengan kapitalisasi pasar $5,87 miliar.

Bagaimana Stablecoin Bekerja?

Tujuan utama stablecoin adalah untuk menyediakan stabilitas harga di pasar kripto yang fluktuatif. Untuk mencapainya, stablecoin biasanya dipatok pada aset seperti dolar AS dengan rasio 1:1. Misalnya, untuk setiap stablecoin yang diterbitkan, sejumlah mata uang fiat (seperti USD) atau agunan (seperti mata uang kripto) yang sesuai mendukungnya.

Stablecoin dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori berdasarkan bagaimana mereka mempertahankan nilainya:

  1. Stablecoin Beragun Fiat: Stablecoin ini didukung oleh mata uang fiat seperti dolar AS atau euro. Untuk setiap unit stablecoin yang diterbitkan, penerbit memegang jumlah fiat yang setara sebagai cadangan.
  2. Stablecoin yang Dijamin dengan Kripto: Stablecoin ini didukung oleh mata uang kripto lain, seperti Ethereum, dan sering kali terdesentralisasi. Contohnya adalah Dai (DAI) , di mana pengguna mempertaruhkan aset kripto untuk mencetak stablecoin. Rasio agunan disesuaikan secara dinamis untuk mempertahankan nilai yang stabil.
  3. Stablecoin Algoritmik: Stablecoin ini menggunakan algoritma dan kontrak pintar untuk mengendalikan penawaran dan permintaan, mempertahankan nilainya tanpa memerlukan cadangan tradisional. Namun, stablecoin ini lebih berisiko dan telah dikaitkan dengan insiden seperti jatuhnya Terra (LUNA) .

Risiko Stablecoin

Meskipun memiliki kelebihan, stablecoin juga memiliki risiko tertentu:

  • Kekurangan Cadangan/Agunan: Stabilitas stablecoin bergantung pada penerbit yang menjaga kecukupan cadangan. Jika cadangan dikelola dengan buruk atau kurang transparan, koin dapat mengalami depeg, yang menyebabkan kerugian bagi investor.
  • Penukaran Likuiditas: Pada saat pasar tidak stabil, penebusan stablecoin terhadap nilai yang diharapkan dapat menjadi sulit, yang menyebabkan potensi fluktuasi harga atau kerugian.
  • Risiko Stabilitas Algoritmik: Stablecoin algoritmik bergantung pada sistem yang kompleks untuk mempertahankan patokannya. Jika sistem ini gagal, koin dapat mengalami depeg, seperti yang terlihat pada TerraUSD .
  • Kepercayaan dan Citra Publik: Stabilitas stablecoin juga terkait dengan kepercayaan publik. Jika reputasi atau citra merek koin tersebut goyah, nilainya pun akan ikut goyah.

Untuk Apa Stablecoin Digunakan?

Stablecoin memiliki beberapa peran penting dalam ekosistem kripto:

  • Perdagangan dan Investasi: Menyediakan media yang stabil bagi pedagang kripto untuk membeli, menjual, dan mentransfer dana tanpa terpapar volatilitas mata uang kripto tradisional seperti Bitcoin atau Ethereum. Tether (USDT) merupakan pilihan umum untuk transaksi semacam itu.
  • Keuangan Terdesentralisasi (DeFi): Stablecoin memainkan peran utama dalam ekosistem DeFi, di mana mereka digunakan sebagai agunan dalam platform peminjaman dan peminjaman, yang memungkinkan pengguna memperoleh bunga atas kepemilikan mereka.
  • Pembayaran dan Remitansi: Bisnis dan individu menggunakan stablecoin untuk melakukan pembayaran atau mengirim remitansi lintas batas. Stabilitasnya menjadikannya alternatif yang menarik bagi aset yang mudah berubah.
  • Pembayaran Gaji: Beberapa perusahaan menggunakan stablecoin untuk membayar karyawan, terutama di wilayah dengan mata uang lokal yang tidak stabil.

Mengapa Stablecoin Penting?

Stablecoin memberikan sejumlah manfaat:

  • Volatilitas yang Berkurang: Dengan mematok pada aset yang stabil seperti dolar AS, stablecoin menawarkan tempat yang aman dari fluktuasi harga yang terlihat pada mata uang kripto lainnya.
  • Akses ke DeFi: Stablecoin memungkinkan aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi), di mana pengguna dapat mengakses layanan seperti peminjaman, peminjaman, dan memperoleh bunga.
  • Inklusi Keuangan: Stablecoin menawarkan solusi bagi orang-orang di negara-negara dengan mata uang lokal yang fluktuatif, membantu mereka melindungi diri dari inflasi dan melakukan pembayaran dalam aset digital yang stabil.
  • Kemudahan Perdagangan: Mereka berfungsi sebagai mata uang dasar yang ideal untuk pertukaran kripto, menyederhanakan proses pembelian dan penjualan mata uang kripto lainnya.

Regulasi dan Masa Depan Stablecoin

Stablecoin telah memberikan dampak yang signifikan pada sektor keuangan, dan perannya dalam dunia keuangan yang terus berkembang terus meluas. Mata uang digital bank sentral (CBDC) dipandang sebagai tanda bagaimana stablecoin dapat memengaruhi keuangan tradisional.

Namun, stablecoin masih beroperasi di area abu-abu regulasi di banyak negara. Kerangka kerja yang lebih jelas dan regulasi yang lebih ketat akan diperlukan agar stablecoin dapat diadopsi secara luas. Pada tahun 2024 dan seterusnya, regulasi baru mungkin akan muncul, terutama di Uni Eropa, yang dapat berdampak signifikan pada pengembangan stablecoin.

Secara keseluruhan, meski masa depan stablecoin masih terus berkembang, perannya dalam mata uang kripto dan sektor keuangan yang lebih luas menjadi semakin penting. Seiring pertumbuhannya, penting untuk terus memperhatikan perkembangan dalam regulasi dan adopsi.

Stablecoin merupakan landasan pasar mata uang kripto, yang menawarkan stabilitas dan menjembatani kesenjangan antara dunia aset kripto yang tidak stabil dan sistem keuangan tradisional. Dengan memahami cara kerja stablecoin, kasus penggunaannya, dan risiko terkait, Anda dapat membuat keputusan yang lebih tepat jika Anda memilih untuk berinteraksi dengannya di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *